Tahun Depan Asuransi Astra Buana Perbanyak Portofolio dan Serbu Online
Selasa, 13 November 2018
PT Asuransi Astra Buana akan lebih gencar melakukan penganekaragaman portofolio produk untuk meminimalisir tekanan bisnis sebab lambatnya penjualan otomotif. Saat ini, sebanyak 50 persen portofolio bisnis perusahaan masih terkonsentrasi pada lini asuransi ritel atau otomotif.
Direktur Utama Asuransi Astra Rudy Chen menjelaskan portofolio bisnis otomotif turun pada kuartal ketiga tahun ini. Namun, secara borongan bisnis masih bertumbuh yang ditopang oleh lini komersial dan kesehatan.
"Kami tahu, perkembangan sektor otomotif terbatas. Tetapi, boleh dibilang blessing in disguise pun karena harga komoditas naik, batu bara misalnya. Sehingga, portofolio bisnis komersial meningkat. Ini yang butuh kami kerjakan ke depan, diversifikasi," tutur Rudy di Gianyar, Ubud, akhir pekan lalu.
Sebagai gambaran, pada kuartal ketiga tahun ini, perusahaan mencatat pertumbuhan premi asuransi sejumlah 7 persen menjadi Rp2,8 triliun dikomparasikan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp2,66 triliun.
Dari total premi tersebut, 50 persen di antaranya berasal dari segmen ritel yang tidak sedikit didominasi oleh produk asuransi otomotif. Sedangkan sisanya sekitar 35 persen dari segmen komersial dan 15 persen dari asuransi kesehatan.
"Tahun depan, jika bicara dengan ukuran bisnis kami saat sekarang ini, perkembangan (premi) single digit seharusnya besar. Karenanya, guna menopang bisnis ke depan, penganekaragaman harus dilakukan, khususnya di segmen ritel, contohnya asuransi perjalanan," imbuhnya.
Sebagai upaya, perusahaan sudah menyiapkan kanal digital khusus guna produk-produk asuransi ritel, laksana asuransi rumah, asuransi pendidikan, asuransi kecelakaan diri, dan asuransi perjalanan.
Produk-produk itu ditawarkan secara online. Artinya, masyarakat dapat membeli dan mengerjakan pembayaran tanpa mesti ke kantor cabang perusahaan. "Saya kira, kini era-nya masyarakat mulai melakukan pembelian barang online. Karena lebih mudah dan kami akan menawarkan itu," pungkasnya.
Direktur Utama Asuransi Astra Rudy Chen menjelaskan portofolio bisnis otomotif turun pada kuartal ketiga tahun ini. Namun, secara borongan bisnis masih bertumbuh yang ditopang oleh lini komersial dan kesehatan.
"Kami tahu, perkembangan sektor otomotif terbatas. Tetapi, boleh dibilang blessing in disguise pun karena harga komoditas naik, batu bara misalnya. Sehingga, portofolio bisnis komersial meningkat. Ini yang butuh kami kerjakan ke depan, diversifikasi," tutur Rudy di Gianyar, Ubud, akhir pekan lalu.
Sebagai gambaran, pada kuartal ketiga tahun ini, perusahaan mencatat pertumbuhan premi asuransi sejumlah 7 persen menjadi Rp2,8 triliun dikomparasikan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp2,66 triliun.
Dari total premi tersebut, 50 persen di antaranya berasal dari segmen ritel yang tidak sedikit didominasi oleh produk asuransi otomotif. Sedangkan sisanya sekitar 35 persen dari segmen komersial dan 15 persen dari asuransi kesehatan.
"Tahun depan, jika bicara dengan ukuran bisnis kami saat sekarang ini, perkembangan (premi) single digit seharusnya besar. Karenanya, guna menopang bisnis ke depan, penganekaragaman harus dilakukan, khususnya di segmen ritel, contohnya asuransi perjalanan," imbuhnya.
Sebagai upaya, perusahaan sudah menyiapkan kanal digital khusus guna produk-produk asuransi ritel, laksana asuransi rumah, asuransi pendidikan, asuransi kecelakaan diri, dan asuransi perjalanan.
Produk-produk itu ditawarkan secara online. Artinya, masyarakat dapat membeli dan mengerjakan pembayaran tanpa mesti ke kantor cabang perusahaan. "Saya kira, kini era-nya masyarakat mulai melakukan pembelian barang online. Karena lebih mudah dan kami akan menawarkan itu," pungkasnya.