15 Ribu Per Kg, Setiap Hari Peternak Ayam Telur Rugi 3 Juta
Selasa, 16 Oktober 2018
Akibat dari selisih modal
dan harga jual, Banyak dari peternak ayam
petelur harus menanggung kerugian. Harga telur mengalami penurunan drastis
bahkan dinilai hancur. Sebab ada penjual yang menjual telur di angka Rp 15.000
per kilogram (kg).
Dilansir dari detik Finance,
Selasa (16/10/2018) Sekretaris Jenderal
Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Atung mengatakan saat ini modal
telur ayam berada dipatok Rp 19.000 per kg. Namun, harga jual justru di bawah
angka itu, yakni hingga Rp 15.000 per kg.
"Harga telur memang
sedang hancur, turun terus. Ini merugikan, modal kita Rp 19.000 per kg tapi di
Jabodetabek jualnya Rp 17.5000 bahkan di Blitar itu Rp 15.000 sampai Rp 15.500
per kg jualnya,"
Sambungnya, ia mengatakan
penurunan drastis harga telur tersebut telah terjadi dua bulan lalu atau
tepatnya pada pertengahan Agustus. Hal
itu berkaitan dengan berkurangnya daya beli masyarakat. Sebab berdasarkan kalender
Jawa saat ini telah memasuki bulan Sura yang ditandai tidak adanya kegiatan
hajatan.
"Ini menurun memang kan
kemarin bulan Sura dan itu nggak ada hajatan dan kegiatan apa-apa. Tapi ini
sudah terjadi dua bulan lalu lah, pas pertengahan Agustus juga daya beli sudah
menurun,"lanjutnya.
Selain itu, anjloknya harga
telur ini disebabkan berbagai hal, mulai dari lemahnya daya beli hingga
tingginya harga pakan ternak ayam. Nilai
ini jauh dari biaya produksi sebesar Rp 19.000 per kg. Alhasil, peternak mesti
menanggung selisih beban biaya tersebut.
Lebih lanjut, ia mengaku
mengambil telur dengan harga Rp 18.000 per kg. Adapun, telur tersebut dipasok
dari Padang, Sumatera Barat oleh distributor di Meruya.
"Ini modalnya Rp 18.000
per kg. Ambilnya dari distributor di Meruya tapi ini telur dari Padang,"
jelasnya.
Selain itu peternak ayam
mengaku merugi hingga Rp 3 juta per hari dikarenakan harga telur ayam yang
mengalami penurunan cukup drastis. Ia mencontohkan, kerugian yang mesti
ditanggung untuk biaya produksi sebesar Rp 3.000 per telur per hari. Sedangkan
yang dihasilkan per harinya mencapai 1 juta ton. Artinya ini ada kerugian
sebesar Rp 3 juta per harinya.
"Misalnya, kita
produksi 1 ton, dan jika biaya produksi itu Rp 3.000 kan itu jadi Rp 3 juta per
hari." lanjutnya.
Lebih lanjut, ia
mengungkapkan akan melakukan apkir dini atau memotong ayam yang memproduksi
telur. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi angka kerugian terebut.
"Saat ini kita berpikir
untuk apkir dini daripada kita merugi terus jadi mengurangi angka kerugian lah.
Kalau produksi turun yang seharusnya 3 juta kan jadi berkurang,"
lanjutnya.
Sementara itu, ia juga
mengatakan adanya kemungkinan kenaikan harga telur ayam sebesar Rp 2.000 per kg
pada satu hingga dua hari ke depan. "Ini katanya bakal naik lagi besok
atau lusa. Ya antara (naik harga) Rp 500, Rp 1.000 sampai Rp 2.000 lah,"
pungkasnya.