Untung Rugi Main Reksadana
Minggu, 11 November 2018
Reksa dana bagi para pebisnis merupakan investasi yang sejak dulu banyak diminati. Namun, Kini bukan hanya para pebisnis saja yang banyak menekuninya, tapi orang awam pun sudah mulai tertarik untuk menjadi investor pada salah satu jenis investasi"modern" ini.
Di dalam bisnis tentu faktor besar yang perlu diperhatikan setiap pelakunya semakin besar pula daya tariknya. aslasan keuntungan besar inilah yang membuat semakin banyak orang tertarik dengan investasi reksa dana. Apalagu menjadi investor reksa dana tidak butuh modal besara. Uang jutaan rupiah pun cukup sebagai modal memulai investasinya.
Reksadana adalah sebuah bentuk investasi yang menghimpun dana dari masyarakat (pemodal), dana ini kemudian dikelola dan diinvestasikan dalam portofolio efek oleh sebuah perusahaan manajemen investas (sering juga disebut Manager Investasi).
Keuntungan apa saja jika investasi reksadana?
1. Modal investasi lebih kecil
Reksadana mempunyai batasan minimal untuk setiap penanaman modal, tapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan banyaknya jenis portofolio yang ada dalam reksadana. Bahkan dengan Rp 500.000 pun Anda sudah bisa ikut membeli Reksadana, tentunya tergantung perusahaan dan jenis Reksadana yang Anda pilih. Prosesnya cukup mudah Setelah memutuskan jenis reksadana yang sesuai, cukup hubungi perusahaan manajer investasi yang mengelola reksadana tersebut.
Nasabah akan diminta mengisi formulir aplikasi pembelian dan mengembalikannya bersama dengan bukti pembayaran atau bias juga melalui transfer bank. Kepemilikan Reksadana akan efektif setelah persyaratan telah terpenuhi dan disetujui oleh Manager Investasi.
2. Lebih menghemat Waktu dan Tenaga
Dana Anda akan dikelola oleh Manager Investasi professional. Anda tidak perlu mengevaluasi investasi Anda tiap hari, cukup menerima laporan dalam kurun waktu yang ditentukan. Hal ini sangat menghemat waktu dan tenaga. Jug amerupakan kemudahan bagi mereka yang masih pemula dalam investasi.
3. Bebas pajak
Keuntungan serta hasil penjualan kembali Reksadana tidak termasuk obyek pajak. Berbeda dengan deposito, tabungan atau checking account pada umumnya, dimana perolehan bunga dikenakan pajak sampai 20%.
4. Likuiditas tinggi
Reksadana tidak menerapkan penalty, berbeda dengan deposito yang mengenakan penalti bila ditarik sebelum jatuh tempo. Nasabah dapat membeli dan menjual Reksadana kapanpun pada Hari Bursa.
Diversifikasi (penyebaran)
dana investasi Dana yang Anda setorkan diinvestasikan pada surat berharga dari beberapa perusahaan. Apabila nilai investasi salah satu perusahaan turun, Anda masih bisa berharap terhadap saham perusahaan lain.
5. Bunga berbunga (compound interest)
Hasil investasi dari dana Anda akan di investasikan lagi kembali, sehingga ada efek ‘bunga berbunga’.
6. Dana tetap aman walau perusahaan bangkrut
Menurut peraturan, harta Reksadana harus disimpan dalam sebuah tempat terpisah, yang disebut Bank Kustodian (lembaga atau badan yang memiliki
izin dari BAPEPAM Badan Pembina dan Pengawas Pasar Modal) untuk menyimpan harta dari suatu aset reksadana. Sehingga apabila Perusahaan Reksadana bangkrut, maka harta Reksadana yang ditanamkan oleh nasabah tetap aman.
investasi reksadana
Risiko Investasi Reksadana
kinerja reksadana sangat bergantung pada keadaan ekonomi, jadi investasi reksadana bukan berarti tanpa risiko.
1. Risiko turunnya nilai investasi (NAB)
Investasi di Reksadana tidak dijamin memberikan laba. Naik turunnya nilai investasi tergantung isi portofolio Reksadana, bila nilai saham/obligasi dalam portofolio rata-rata naik, NAB juga akan naik dan nasabah akan menikmati keuntungan. Begitupun sebaliknya, bila saham/obligasi dalam portofolio turun harganya maka nasabah mengalami kerugian.
2. Risiko likuiditas saat penarikan dana pemodal
Risiko likuiditas terjadi bila nasabah Manager Investasi menarik sejumlah besar dana pada hari dan waktu yang sama. Bila para nasabah bersama-sama menarik dananya saat dana tersebut masih diinvestasikan dalam saham/obligasi, maka Manajer Investasi harus menjual saham/obligasi tersebut untuk dibayarkan kepada pemodal. Penjualan saham/obligasi dalam jumlah besar ini berpotensi menurunkan harga saham/obligasi yang juga menurunkan Reksadana.
3. Risiko Pasar
yaitu situasi dimana menurunnya kinerja pasar modal secara drastic (bearish) sehingga harga instrument investasi ikut menurun. Menurunnya harga instrument investasi akan mempengaruhi nilai NAB reksadana.
4. Risiko Default
Bila penerbit obligasi mengalami kesulitan keuangan dan tidak mampu membayar kupon bunga atau nilai pokok hutang, akibatnya
Reksadana tidak menerima penghasilan yang semestinya didapat.
5. Risiko Politik dan Ekonomi
Pasar modal Indonesia sangat mudah dipengaruhi iklim politik dan ekonomi, baik nasional maupun internasional, perubahan dalam pasar modal ini tentunya akan berpengaruh pada nilai reksadana,
6. Risiko berkaitan dengan peraturan
Peraturan Bapepam terhadap Reksadana cukup ketat. Sedikit saja perubahan peraturan, terutama yang menyangkut pajak dan pasar modal, bisa saja menurunkan nilai investasi Reksadana.
Di dalam bisnis tentu faktor besar yang perlu diperhatikan setiap pelakunya semakin besar pula daya tariknya. aslasan keuntungan besar inilah yang membuat semakin banyak orang tertarik dengan investasi reksa dana. Apalagu menjadi investor reksa dana tidak butuh modal besara. Uang jutaan rupiah pun cukup sebagai modal memulai investasinya.
Reksadana adalah sebuah bentuk investasi yang menghimpun dana dari masyarakat (pemodal), dana ini kemudian dikelola dan diinvestasikan dalam portofolio efek oleh sebuah perusahaan manajemen investas (sering juga disebut Manager Investasi).
Keuntungan apa saja jika investasi reksadana?
1. Modal investasi lebih kecil
Reksadana mempunyai batasan minimal untuk setiap penanaman modal, tapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan banyaknya jenis portofolio yang ada dalam reksadana. Bahkan dengan Rp 500.000 pun Anda sudah bisa ikut membeli Reksadana, tentunya tergantung perusahaan dan jenis Reksadana yang Anda pilih. Prosesnya cukup mudah Setelah memutuskan jenis reksadana yang sesuai, cukup hubungi perusahaan manajer investasi yang mengelola reksadana tersebut.
Nasabah akan diminta mengisi formulir aplikasi pembelian dan mengembalikannya bersama dengan bukti pembayaran atau bias juga melalui transfer bank. Kepemilikan Reksadana akan efektif setelah persyaratan telah terpenuhi dan disetujui oleh Manager Investasi.
2. Lebih menghemat Waktu dan Tenaga
Dana Anda akan dikelola oleh Manager Investasi professional. Anda tidak perlu mengevaluasi investasi Anda tiap hari, cukup menerima laporan dalam kurun waktu yang ditentukan. Hal ini sangat menghemat waktu dan tenaga. Jug amerupakan kemudahan bagi mereka yang masih pemula dalam investasi.
3. Bebas pajak
Keuntungan serta hasil penjualan kembali Reksadana tidak termasuk obyek pajak. Berbeda dengan deposito, tabungan atau checking account pada umumnya, dimana perolehan bunga dikenakan pajak sampai 20%.
4. Likuiditas tinggi
Reksadana tidak menerapkan penalty, berbeda dengan deposito yang mengenakan penalti bila ditarik sebelum jatuh tempo. Nasabah dapat membeli dan menjual Reksadana kapanpun pada Hari Bursa.
Diversifikasi (penyebaran)
dana investasi Dana yang Anda setorkan diinvestasikan pada surat berharga dari beberapa perusahaan. Apabila nilai investasi salah satu perusahaan turun, Anda masih bisa berharap terhadap saham perusahaan lain.
5. Bunga berbunga (compound interest)
Hasil investasi dari dana Anda akan di investasikan lagi kembali, sehingga ada efek ‘bunga berbunga’.
6. Dana tetap aman walau perusahaan bangkrut
Menurut peraturan, harta Reksadana harus disimpan dalam sebuah tempat terpisah, yang disebut Bank Kustodian (lembaga atau badan yang memiliki
izin dari BAPEPAM Badan Pembina dan Pengawas Pasar Modal) untuk menyimpan harta dari suatu aset reksadana. Sehingga apabila Perusahaan Reksadana bangkrut, maka harta Reksadana yang ditanamkan oleh nasabah tetap aman.
investasi reksadana
Risiko Investasi Reksadana
kinerja reksadana sangat bergantung pada keadaan ekonomi, jadi investasi reksadana bukan berarti tanpa risiko.
1. Risiko turunnya nilai investasi (NAB)
Investasi di Reksadana tidak dijamin memberikan laba. Naik turunnya nilai investasi tergantung isi portofolio Reksadana, bila nilai saham/obligasi dalam portofolio rata-rata naik, NAB juga akan naik dan nasabah akan menikmati keuntungan. Begitupun sebaliknya, bila saham/obligasi dalam portofolio turun harganya maka nasabah mengalami kerugian.
2. Risiko likuiditas saat penarikan dana pemodal
Risiko likuiditas terjadi bila nasabah Manager Investasi menarik sejumlah besar dana pada hari dan waktu yang sama. Bila para nasabah bersama-sama menarik dananya saat dana tersebut masih diinvestasikan dalam saham/obligasi, maka Manajer Investasi harus menjual saham/obligasi tersebut untuk dibayarkan kepada pemodal. Penjualan saham/obligasi dalam jumlah besar ini berpotensi menurunkan harga saham/obligasi yang juga menurunkan Reksadana.
3. Risiko Pasar
yaitu situasi dimana menurunnya kinerja pasar modal secara drastic (bearish) sehingga harga instrument investasi ikut menurun. Menurunnya harga instrument investasi akan mempengaruhi nilai NAB reksadana.
4. Risiko Default
Bila penerbit obligasi mengalami kesulitan keuangan dan tidak mampu membayar kupon bunga atau nilai pokok hutang, akibatnya
Reksadana tidak menerima penghasilan yang semestinya didapat.
5. Risiko Politik dan Ekonomi
Pasar modal Indonesia sangat mudah dipengaruhi iklim politik dan ekonomi, baik nasional maupun internasional, perubahan dalam pasar modal ini tentunya akan berpengaruh pada nilai reksadana,
6. Risiko berkaitan dengan peraturan
Peraturan Bapepam terhadap Reksadana cukup ketat. Sedikit saja perubahan peraturan, terutama yang menyangkut pajak dan pasar modal, bisa saja menurunkan nilai investasi Reksadana.