Capat Paham! Begini Cara Mudah Belajar Tentang Investasi

Cara Mudah dan Cepat Paham Tentang Investasi

Sacara umum investasi merupakan kegiatan menunda konsumsi saat ini untuk mendapatkan nilai untung yang lebih di masa yang akan datang.  Investasi adalah masalah untung namun tidak membuka kemungkinan anda akan mengalami kerugian. Jadi bagi anda yang benar-benar mau berinvestasi belajarlah dari ilmu dasar tentang seluk beluk investasi.

Agar lebih mudah di pahami perikut beberapa hal yang perlu anda perhatikan dalam dunia Investasi
Mengenal Jenis-jenis resiko dalam investasi
Peratama adalah Risiko Non Sistematik (Unsystematic Risk)
- Diversifiable Risk
- Risiko Bisnis (Business Risk)
- Risiko Finansial (Financial Risk )
- Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
- Risiko cidera janji (default risk)
- Risiko Negara (Country Risk)

Kedua adalah Risiko Sistematik (Systematic Risk)
Non Diversifiable Risk
- Risiko Tingkat Suku Bunga (Interest Rate Risk)
- Risiko Nilai Tukar Mata Uang (Exchange Risk)
- Risiko Pasar (Market Risk)
- Risiko Inflasi (Inflation Risk)

Kemudian jika kita melakukan investasi, ada dua pilihan:

1. Melakukan investasi secara Periodik

Melakukan Investasi secara periodik seperhalnya perbahasa dikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.

Melakukan investasi secara rutin. (setahun sekali,enam bulan sekali, sebulan sekali, dsb)
Sangat ampuh untuk mengejar target dana yang besar kelak.

Tidak perlu memiliki jumlah dana yang besar pada saat ini, tapi cukup menyisihkan sebagian kecil penghasilan untuk diinvestasikan ke dalam sebuah produk investasi.

Berinvestasi secara periodik sama seperti seorang tukang bangunan yang sedang membuat dinding, hanya bedanya, dengan berinvestasi, akan diperoleh bunga. Sementara tukang bangunan tsb, tidak mendapatkan 'bunga'. Yang ia lakukan hanyalah seperti menabung ke dalam celengan secara rutin.

2. Melakukan investasi sekali saja.
Cukup memasukkan uang sekali saja ke dalam sebuah produk investasi. Misalnya, deposito, diendapkan selama sepuluh tahun.

Setiap tahun, akan diperoleh bunga yang bisa ditambahkan ke uang pokok. Kemudian didepositokan lagi sehingga bunganya makin lama makin besar. Tapi, selama itu kita tidak pernah menyentuhnya, sampai selama sepuluh tahun. Setelah sepuluh tahun, kita akan memiliki dana dalam jumlah yang besar.

Berinvestasi secara lump sum ibarat naik ke sebuah gunung bersalju. Dari atas, kita ambil sekumpulan salju lalu membentuknya menjadi sebuah bola. Setelah itu, kita lepaskan bola salju itu dari atas, untuk digelindingkan ke bawah.
Apa yang terjadi?
Bola salju itu makin lama akan makin besar. Dan pertumbuhan bola salju itu persis seperti deret ukur: 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256, 512, 1024, 2048, 4096, dan seterusnya.

Mengenal Jenis-jenis Investasi

1. Investasi Nyata
Hal ini dengan jelas dapat berbentuk, misalnya membeli tanah, rumah, emas, dan lain-lain. Jenis investasi ini risikonya relatif lebih kecil karena aktivanya riil, tetapi tingkat pengembaliannya juga relatif lebih kecil daripada aktiva keuangan. Investasi nyata Emas dan Berlian Merupakan komoditas yang sangat diminati masyarakat termasuk di Indonesia.

Contoh pergerakan harga emas lihat grafik:



Daftar Harga Emas 24 Karat Per Gram Hari Ini 2019
Emas 24 Karat Per Gram Harga Jual Harga Beli
LM 24K – 1 Gram        Rp. 573.500  Rp. 557.000
LM 24K – 5 Gram         Rp. 2.970.500  Rp. 2.785.000
LM 24K – 10 Gram Rp. 5.904.000  Rp. 5.570.000
LM 24K – 25 Gram Rp. 14.658.500 Rp. 13.925.000

Perlu diperhatikan bahwasanya Harga emas dipengaruhi oleh harga minyak dunia dan nilai tukar US$

Kelebihan Investasi Emas:
1. Tingkat investasinya sangat likuid, setara dengan uang tunai
2. Hasil penjualan lebih tinggi daripada aset-aset lain

Kekurangan Investasi Emas:
1. Harga emas di Indonesia sering berpatokan pada kurs nilai tukar US$ harga emas bisa naik turun
2. Perhiasan emas yang nilai artistiknya cukup tinggi, justru berpotensi mengalami kerugian (karena ketika menjual kembali, ongkos pembuatan tidak dihitung)
3 Rentan dicuri orang, baik di rumah, jalan/ dimana saja

Cara jitu berinvestasi emas sebagai berikut:
Beli emas dengan kadar yang tinggi, seperti 22 karat atau 24 karat
Beli emas jenis batangan atau koin yang dikeluarkan oleh produsen pencetak emas di Indonesia yang disertai sertifikat.
Carilah yang satuan gramnya kecil, misalnya 10gr, 20gr, dst
Jika membeli emas dalam bentuk perhiasan, belilah yang modelnya sederhana yang biaya pembuatannnya tidak tinggi.

Kemudian Berlian
Nilai berlian dilihat dari beberapa sisi:
- Pengolahan barang mentah yang bagus (hampir tanpa cacat/flawless)
- Dilihat dari warna permata tersebut
- Sertifikat dari Gemologist Institute of America (GIA) dapat membantu mengklasifikasi batu-batu tersebut
- Desain yang menarik dipadu cutting dan polesan akhir yang baik akan menghasilkan permata yang berkilau, memantulkan cahaya yang unik, dan menampilkan citra yang mahal atau menggunakan prinsip 4 C : carat, clarity, color, dan cutting.

Investasi nyata lainnya adalah properti seperti halnya
1. Tanah
Ada beberapa yang perlu diperhatikan seperti cek status tanah, cek fisik ke lokasi tanah secara berkala, cek rancangan tata kota di sekitar tanah
2. Hunian
Untuk investasi hunian anda bisa membuat perumahan (rumah tinggal biasa, town-house, apartemen) dan perkantoran/ruang usaha (kios, ruko/rukan, ruang kantor)
3. Sewaan
Anda bisa membuat kos maupun kantor bersama.

2. Investasi pada aktiva keuangan (financial asset)
Dilakukan pada aktiva bersifat keuangan seperti deposito, saham, obligasi, dan derivatif dari saham
Risikonya umumnya lebih tinggi dari investasi riil karena investor hanya akan mendapatkan surat bukti misalnya sertifikat reksadana atau pencatatan sebagai pemegang saham.

Diperdagangkan pada dua kategori berdasarkan lamanya masa berlaku instrumen :
1. Instrumen aktiva keuangan yang kurang dari 1 tahun diperdagangkan di Pasar Uang, misalnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI), NCD dan Commercial Paper
2. Instrumen yang bersifat jangka panjang diperdagangkan di pasar modal seperti obligasi, saham, derivatif saham, dan reksadana

1. nvestasi Aset Keuangan
a. Instrumen Pasar Uang
b. Surat Berharga Pasar Modal dengan Pendapatan Tetap (Obligasi)
c. Efek yang Bersifat Ekuitas (Saham)
d. Derivatif
e. Reksadana

Kemudian perlu anda ketehui juga ada beberapa istilah umum dalam investasi Sekuritas
1. Efek
Efek adalah surat berharga atau security, bentuknya bermacam macam dari surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi,dll

2. Bursa Efek
Pasar tempat bertransaksi efek. Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan efek perusahaan yang sudah terdaftar di bursa itu. Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber utama permodalan eksternal bagi perusahaan dan pemerintah.

Biasanya terdapat suatu lokasi pusat, setidaknya untuk catatan, namun perdagangan kini semakin sedikit dikaitkan dengan tempat seperti itu, karena bursa saham modern kini adalah jaringan elektronik, yang memberikan keuntungan dari segi kecepatan dan biaya transaksi. Karena pihak pihak yang bertransaksi tidak perlu saling tahu lawan transaksinya, perdagangan dalam bursa hanya dapat dilakukan oleh seorang anggota, sang pialang saham. Permintaan dan penawaran dalam pasar-pasar saham didukung faktor-faktor yang, seperti halnya dalam setiap pasar bebas, memengaruhi harga saham. [1]

3. Emiten (issuer)
Emiten ialah pihak yang melakukan penawaran umum, ketika sahamnya dicatatkan di bursa efek, emiten itu kemudian menjadi perusahaan publik (pubic corporation).

Yang disebut sebagai Emiten adalah Perusahaan yang menjual efek kepada publik. Efek tersebut dapat berbentuk saham maupun obligasi.

Emiten dapat berupa Perusahaan terbuka (publik) maupun Perusahaan tertutup.

Perusahaan terbuka (publik) menjual efek saham kepada publik. Perusahaan tertutup tidak menjual efek saham kepada publik akan tetapi Perusahaan tertutup yang menjual efek obligasi kepada publik juga dapat dikatakan sebagai Emiten.

Untuk Perusahaan tertutup yang tidak menjual efek saham maupun efek obligasi kepada publik bukan dikatakan sebagai Emiten.

Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain :

Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.
Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing.
Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru.

Emiten di Pasar Modal
Bagi Anda yang pernah berinvestasi saham di Pasar Modal maupun mendengar berita di media massa tentang Emiten pasti sering melihat nama-nama Emiten dengan harganya yang naik maupun turun di ticker (slide kecil yang berisi informasi di berita maupun di website) atau running trade (informasi pergerakan harga saham di sistem-sistem perusahaan sekuritas).

Ada banyak sekali Emiten yang menjual sahamnya di Pasar Modal biasanya menggunakan kode akan Perusahaannya masing-masing. Contoh : PT Astra International Tbk dengan kodenya ASII, Bank Negara Indonesia Tbk dengan kodenya BBNI, Bank Central Asia Tbk dengan kodenya BBCA, atau Bumi Resources Tbk dengan kodenya BUMI.

Jadi jika suatu saat Anda melihat suatu kode emiten di berita di televisi maupun media massa, Anda sudah mengerti bahwa itu merupakan suatu kode untuk Emiten. Jika Anda ingin mengetahui daftar semua nama-nama Emiten yang memperdagangkan saham beserta kode Emitennya di Pasar Modal, Anda dapat membuka situs Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id . [2]

4. IPO ( initial Public Offering).
IPO adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek pada masyarakat. Dalam pasar finansial, initial public offering (IPO) (bahasa Indonesia: penawaran umum perdana) adalah penjualan pertama saham umum sebuah perusahaan kepada investor umum. Perusahaan tersebut akan menerbitkan hanya saham-saham pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua. Biasanya perusahaan tersebut akan merekrut seorang bankir investasi untuk menjamin penawaran tersebut dan seorang pengacara korporat untuk membantu menulis prospektus.

Penjualan saham diatur oleh pihak berwajib dalam pengaturan finansial dan jika relevan, sebuah bursa saham. Biasanya menjadi sebuah persyaratan untuk mengungkapkan kondisi keuangan dan prospek sebuah perusahaan kepada para investor. [3]

5. Perusahaan efek (Security company)
Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha dan memiliki izin Otoritas Jasa Keuangan sebagai Penjamin Emisi Efek (PEE), Perantara Pedagang Efek (PPE), dan atau Manajer Investasi (MI).
Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan sebagai Penjamin Emisi Efek wajib sekurang-kurangnya memiliki seorang direktur dan seorang pegawai yang masing-masing telah memperoleh izin orang perseorangan sebagai Wakil Penjamin Emisi Efek.

Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan sebagai Perantara Pedagang Efek wajib sekurang-kurangnya memiliki seorang direktur dan seorang pegawai yang masing-masing telah memperoleh izin orang perseorangan sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek atau Wakil Penjamin Emisi Efek

Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan sebagai Manajer Investasi wajib sekurang-kurangnya memiliki seorang direktur dan seorang pegawai yang masing-masing telah memperoleh izin orang perseorangan sebagai Wakil Manajer Investasi.

6. Perantara pedagang efek ( security broker)
Security broker adalah perantara bagi investor untuk melakukan kegiatan jual beli efek, baik untuk kepentingan sendiri maupun pihak lain.

7. Manajer investasi ( Investment manager)
Adalah orang yang mengelola portofolio efek untuk nasabah , atau mengelola porofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah.

8. Kustodian (custodian)
Pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek. Lembaga ini juga menerima jasa lain termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain
menyelesaikan transaksi efek.

9. Anggota bursa efek ( stock exchange member)
Perantara pedagang efek yang telah memiliki izin usaha dari badan pengawas pasar modal (BAPEPAM)

Instrumen Pasar Uang
- Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Jangka waktu 1, 2, 3, 6 dan 12 bulan
- Negotiable Certificate of Deposit (NCD) Jangka waktu 1 sampai 12 bulan
- Commercial Paper (CP) Jangka pendek dan jatuh tempo sampai dengan 270 hari
- Repurchase Agreements (Repo) Perjanjian kontrak dua pihak
- Medium Term Note (MTN) Jangka waktu 1 smpai 5 tahun

Surat Berharga Pasar Modal Dengan Pendapatan Tetap (Obligasi):
Karakteristik:
-  Jangka waktu jatuh tempo lebih dari 12 bulan
- Membayar bunga tetap (coupon rate) secara berkala (3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun sekali) selama masa berlaku,
- Pada saat jatuh tempo investor menerima nilai pari / nilai nominal dari obligasi beserta bunga/kupon terakhirnya.

Efek Yang Besifat Ekuitas (Saham)
Keuntungan investasi pada saham:
Kenaikan harga saham (Capital Gain), hal ini dikarenakan oleh kondisi ekonomi global dan domestik yang membaik dan meningkatnya kinerja perusahaan

Dividen
Ada 2 jenis Saham:
Saham Biasa (Common Stock)
Saham Preferen (Preferred Stock) “ Kontrak yang menyatakan klaim legal terhadap nilai turunan dari efek (aset) utama, yang belum dimiliki”

Ada dua jenis derivatif penting Opsi (Options) yakni Call Option dan Put Option
Derivatif - Opsi adalah kontrak yang memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang kontrak untuk membeli (call option) atau menjual (put option) suatu aset tertentu dengan harga tertentu (strike price/exercise price) dalam jangka waktu tertentu.

Waran adalah salah satu bentuk call option, dimana asetnya berbentuk saham yang diterbitkan oleh perusahaan.


Derivatif - future merupakan kontrak berjangka antara dua pihak yang menyetujui untuk melakukan transaksi jual/beli atas suatu aset (komoditas pertanian, finansial) dengan harga tertentu pada suatu waktu tertentu di masa datang.

Pihak pembeli disebut pemegang long position sedangkan pihak penjual disebut short position. Futures dilakukan untuk melakukan hedging (lindung nilai)
atau pengurangan risiko.

REKSADANA
1. Reksadana Pasar Uang (RDPU), reksa dana ini 100% investasi pada efek pasar uang
2. Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT), reksa dana ini 80% investasi pada efek bersifat hutang jangka panjang (obligasi)
3. Reksadana Saham (RDS), reksa dana ini 80% investasi pada efek bersifat ekuitas (saham)
4. Reksadana Campuran (RDC), reksa dana ini Kombinasi investasi pada saham, obligasi dan pasar uang.

Kemudian Diversifikasi adalah sebuah strategi investasi dengan menempatkan dana dalam berbagai instrumen investasi dengan tingkat risiko dan potensi keuntungan yang berbeda, atau strategi ini biasa disebut dengan alokasi aset (asset allocation). Alokasi aset ini lebih fokus terhadap penempatan dana di berbagai instrumen investasi. Diversifikasi bertujuan untuk mengurangi tingkat risiko dan tetap memberikan potensi tingkat keuntungan yang cukup

Portofolio
Sebagai contoh, bila Anda memiliki dana sebesar Rp250 juta dan menempatkan seluruh dana dalam instrumen deposito yang memberikan bunga sebesar 7%, selama 25 tahun, maka dana tersebut akan berkembang menjadi sekitar Rp1,35 miliar.

NAMUN jika Anda membagi dana sebesar Rp250 juta tersebut dalam 5 bagian seperti berikut ini:
1. Rp50 juta pertama untuk membeli undian. Seperti orang lain, yang juga membeli undian, Anda kehilangan semua dana tersebut. Setelah 25 tahun, dana sebesar Rp50 juta menjadi “nol”.
2. Bagian kedua, menempatkan Rp50 juta di bawah bantal. Setelah 25 tahun, nilainya tetap Rp50 juta.
3. Bagian ketiga, Anda membuka tabungan dengan bunga sebesar 5% sebesar Rp50 juta. Setelah 25 tahun dana tersebut berkembang menjadi sekitar Rp169 juta.
4. Bagian keempat, Anda menempatkan Rp50 juta di deposito dengan tingkat suku bunga 7%, di mana akan bertumbuh menjadi Rp271 juta setelah 25 tahun.
5. Di bagian terakhir, Anda menempatkan Rp50 juta sisanya di saham, dan memberikan tingkat keuntungan sebesar 14% selama 25 tahun, sehingga dana tersebut berkembang menjadi Rp1,32 miliar.
6. Jadi total dana yang ditempatkn pada 5 alternatif investasi menjadi sekitar Rp1,81 miliar.

Penempatan kedua memberikan dana lebih
sebesar sekitar Rp460 juta dibandingkan bila menempatkan semua dana di deposito (walau pada bagian pertama kehilangan semua investasi dan tidak berkembang pada bagian kedua, dan mengambil risiko pada bagian kelima dengan menginvestasikan di saham)

Satu Portofolio vs. Banyak Portofolio

Setiap keluarga pasti memiliki banyak tujuan berbeda, dari membeli rumah sampai menyiapkan biaya pendidikan untuk anak-anak
Apakah perlu memiliki portofolio investasi untuk masing-masing prioritas tujuan?
Dengan memiliki banyak portofolio, yang ditujukan untuk prioritas tujuan yang berbeda, risiko dapat diminimalisir, namun dapat memakan banyak waktu untuk mengorganisasikannya dan meninjau serta merevisinya bila dibutuhkan.

Dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam memiliki banyak portofolio:
1. Biaya. Memiliki setiap instrumen investasi pasti mengandung biaya, baik fee manajemen, biaya pembelian, penjualan dan pengalihan untuk reksadana dan biaya transaksi untuk jual beli saham.
2. Waktu. Bila kita secara aktif mengikuti perkembangan portofolio kita, maka sangat mungkin akan menghabiskan 10 jam sebulan (atau lebih) untuk menganalisa apa yang kita miliki
Penting untuk diperhatikan :
Tetap menempatkan dana untuk tujuan jangka pendek dalam instrumen investasi jangka pendek dan alokasi dana untuk prioritas tujuan jangka panjang dalam instrumen jangka panjang.

Beberapa straregi alternatif dalam Investasi.
1.   Buy and hold strategy membeli beberapa alternatif sarana investasi dan tetap memegangnya untuk jangka waktu yang lama.
2.   Market Timing yaitu dengan membeli di harga terendah dan menjualnya di harga tertinggi.
3.  Dollar cost averaging
Strategi ini disarankan dalam mencapai tujuan yang diinginkan dengan keterbatasan penghasilan bulanan
Merupakan investasi secara sistematik dan berkesinambungan dalam jangka panjang
4. Buying on margin
Misalkan Anda memiliki dana sebesar Rp.100 juta untuk diinvestasikan. Anda membuka account di sebuah perusahaan sekuritas, dan mengijinkan Anda untuk bertransaksi dengan pola margin. Anda ingin membeli saham dengan total investasi sebesar Rp.150 juta. Anda menginvestasikan Rp.100 juta yang Anda miliki dan sisa Rp.50 juta dibantu oleh perusahaan dengan pola margin (kredit). (Tentunya dengan bunga)
- Setelah pembelian maka Anda mendapatkan investasi dalam saham
ABC dengan nilai sebesar Rp.150 juta.
- Diasumsikan bahwa nilai saham Anda naik menjadi dua kali lipat, menjadi Rp.300 juta. Dari total investasi tersebut, maka :
Investasi Anda = Rp.100 juta
Pembelian margin (hutang) = Rp.50 juta
Total Investasi = Rp.150 juta
Bila nilai investasi naik dua kali lipat = Rp.300 juta
Investasi bagian Anda = Rp.250 juta (dikurangi lagi dengan bunga pinjaman)

Namun jika diasumsikan bahwa pasar dalam keadaan menurun, dan nilai investasi Anda turun 60% dari investasi awal atau Rp.60 juta. Berapa nilai investasi yang Anda miliki sekarang?
Investasi Anda = Rp.100 juta
Pembelian margin (hutang) = Rp.50 juta
Total Investasi = Rp.150 juta
Bila nilai investasi turun 60%, maka nilai investasi = Rp.60 juta
(40% dari 150 juta), sehingga investasi bagian Anda tinggal Rp.10 juta (belum dikurangi bunga pinjaman)

Dari contoh di atas, bahwa berinvestasi dengan margin sangat menguntungkan bila pasar dalam keadaan naik, tapi begitu pasar turun, kerugian Anda akan meningkat.

Matriks Taktik Investasi
(berdasarkan usia dan profil risiko) :


Sumber:
Bursa efek - https://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_efek
IPO - https://id.wikipedia.org/wiki/Penawaran_umum_perdana
Emiten di Pasar Modal - http://www.edukasisaham.co.id

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel